Traveling berasal dari kata travel yang artinya kira-kira berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Lha kalo gw sekarang pindah kerja dari Jakarta ke Balikpapan apakah bisa disebut traveling? Kalo itu namanya transmigrasi hehehe…
Mungkin banyak yang setuju kalo arti traveling itu adalah jalan-jalan. Ya nggak? Jalan-jalan, rekreasi, piknik, mlaku-mlaku, plesir, berwisata, nge-trip, atau entah apalagi istilah lainnya yang penting keluar rumah menuju tempat tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan (biasanya tidak terlalu lama) dengan tujuan bersenang-senang.
Kalo bagi Puppy, traveling itu adalah seni (art). Pertama, traveling bertujuan pada suatu keindahan dan kenikmatan. Di tempat tujuan traveling, gw menginginkan suatu pemandangan yang indah, budaya yang unik, makanan yang lezat, penduduk lokal dan turis yang cakep-cakep, atraksi yang spektakuler, dan berbagai macam bentuk kepuasan lainnya.
Kedua, sama seperti proses pembuatan karya seni lainnya, traveling seringkali membutuhkan proses persiapan yang panjang dan tidak mudah. Perjuangan begadang semalaman bersaing dengan traveler lainnya berebut tiket promo dari suatu maskapai, yang kalo berhasil seperti minum es di padang pasir, tapi kalo gagal rasanya dunia mau kiamat. Apalagi kalo sudah dapet tiket murah, pas di klik next.. buzzz… error disuruh mengulang lagi yang belum tentu dapet tiket murah kayak sebelumnya, dongkol rasanya pengen banting mouse (kalo banting laptop sayang). Perjuangan berikutnya adalah membuat itinerary, dari membuat jadwal jalan-jalan, browsing penginapan paling murah, nyari info transportasi menuju tujuan, sampe biaya yang mesti dikeluarkan. Perjuangan belum berakhir, ini yang paling berat, yaitu CUTI!! Yup, gimana kalo cuti gak di-approve? Bisa-bisa melayang tuh impian ke surga dunia. Mulai deh keluar “jiwa penjilatnya”, bekerja sungguh-sungguh, baik-baikin bos, kalo perlu bos bilang “mukamu jelek” aja kita harus terima dengan senyum tulus supaya ijin cuti dikeluarkan. Perjuangan yang tak kalah serunya adalah packing barang bawaan. Semua barang buat traveling sudah disiapkan, pas giliran masuk tas… nggak muat… waduh!!! Dengan berat hati mempereteli satu persatu barang kesayangan yang kurang masuk prioritas untuk dibawa jalan-jalan.
Ketiga, prosesi traveling yang sakral. Selama perjalanan, detik demi detik menikmati indahnya alam, uniknya kebiasaan dan budaya masyarakat setempat, lezatnya kuliner lokal, dan berbagai macam kenikmatan dunia lainnya. Demi itu semua, jalan kaki berkilo-kilo meter pun dilakoni, yang biasanya dalam keseharian ogah banget, mending naik kendaraan bermotor deh… hehehe… Dalam perjalanan seringkali setan-setan selalu lebih dekat dibanding malaikat. Godaan beli ini-itu, makan di luar budget, singgah di suatu tempat yang tidak masuk dalam rencana awal, dan ribuan godaan lain yang memaksa kita untuk tutup mata, mulut, dan telinga untuk menghindarinya (dan selalu gagal). Setelah godaan, kadangkala muncul cobaan. Gw sering banget telat check in pesawat yang berakibat lari marathon di bandara dengan kepanikan yang mencapai ubun-ubun. Wah gimana kalo sampai ketinggalan pesawat, bisa2 beli tiket lagi dengan harga normal, atau lebih parah lagi gagal jalan-jalan, atau kemungkinan terburuk dideportasi (gw beberapa kali telat check in di luar negeri). Dimarahi petugas di bandara pun cuman saya jawab “ya Pak, saya salah, tolong ijinkan saya masuk”. Dan ini gak cuman sekali lho, tapi berkali-kali dan gak kapok-kapok… hahaha… Cobaan lainnya, gw pernah jatuh dari motor di Phuket. Sudah berdarah-darah, suruh ganti rugi pula. Duh… apess… Nah, cobaan yang sering dialami adalah bentrok dengan temen traveling. Kita maunya gini, dia maunya gitu… Wah udah deh pada manyun tuh muka… Yah namanya udah beda tubuh, beda otak, ya gak bisa disatuin.. kalo mau disatuin ya silakan bersetubuh.. *uupsss*
Keempat, post travel syndrome. Berbagai macam hal dirasakan setelah traveling, badan lungkrah menuju meriang, semangat kerja turun, menguap terus di kantor, kulit menghitam kadang menjurus ke warna ungu tua, tapi yang pasti adalah lega sudah nyampe rumah lagi. Sampai di sinikah perjuangan berakhir? Belum. Perjuangan selanjutnya adalah memilah-milah puluhan bahkan ratusan file-file foto, mengeditnya sedemikian rupa, hingga proses terakhir meng-upload nya ke dunia maya… Sudah selesai? Belum. Ini adalah godaan dan cobaan paling berat yang dihadapi traveler, yaitu kecanduan traveling!!!
Nah itu tadi beberapa alasan mengapa Puppy menyebut traveling itu adalah suatu seni, setiap detilnya adalah keindahan. Kalo menurut kamu?
agen poker idn
BalasHapuspoker idn uang asli
situs idn poker uang asli
situs idn poker terpercaya
agen idn poker terpercaya
microtouch solo titanium - ITIAN ART - Titanium-Arts
BalasHapusThis 2021 ford escape titanium hybrid ultra titanium wire high quality platinum-shaped crystal titanium money clip is titanium mens rings ideal for all Microtouch Solo Titanium with Electron X-ray Spectra (T-ray ti89 titanium calculators Spectra).